Blogger Jateng

Snack Angin : fenomena isi lebih sedikit dari bungkusnya

fenomena isi snack lebih sedikit dari bungkusnya

udah jamak banget sih kalau didunia bisnis keuntungan itu adalah hal yang sangat dipentingkan oleh pengusaha, cuan cuan cuan, hingga muncul snack angin karena bungkusnya dipompa sampai terlihat besar sementara isinya hanya sedikit banget, saya gak perlu sebut merk rasanya siapapun anda dimanapun anda pasti sudah paham apa yang sedang saya bicarakan

fenomena ini awalnya hanya dilakukan produsen besar dengan produk masal, yang rasanya beraneka ragam dari sapi-jagung sungguh rasanya menggoda selera, yang menstimulus melalui hidung untuk memerintahkan otak memakannya dengan sangat lahap dan rasanya gak pengen berhenti, baik itu anak kecil-orang dewasa, bahkan sampai disebut snack micin saking gurihnya

Bisnis UMKM
seiring berjalannya waktu dunia bisnis indonesia semakin maju dan menggeliat sungguh membahagiakan bagi banyak orang. berbagai mcam produk ditawarkan, salah satunya bisnin makanan kemasan dengan variasi rasa yang meniru dari produsen besar dengan resep yang diracik secara mandiri.
Tidak luput pula pola penjualan juga ditiru yaitu dengan mengikuti fenomena "snack angin" yang pastinya bisa menghasilkan keuntungan yang cukup menggiurkan bagi pengusaha.

Tulisan 100 gram, 250gram dst adalah salah satu penunjuk bahwa ukuran sudah sesuai hanya tinggal wadah kemasannya saja yang harus dipercantik agar menggoda konsumen dan memicu mereka untuk membelinya

bagaimana dengan konsumen
Sebagai konsumen ada kesulitan bagi kita untuk memprotes produsen, atas semakin sedikitnya isi dari makanan yang kita beli dipasaran, sementara isinya tidak sebanyak harga yang harus kita keluarkan untuk memperoleh sebungkus makanan, semoga fenomena ini tidak terus berlanjut

Posting Komentar untuk "Snack Angin : fenomena isi lebih sedikit dari bungkusnya"